17/04/08

Teori Konspirasi : Apakah Kita Sungguh Mendarat di Bulan?

Tahun 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk
pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua masih ingat dong siapa saja awak dari
Apollo 11 itu.
Nama Niel Amstrong, Buzz Aldrin,dan Michael Collins mungkin merupakan nama-nama
yang sudah tidak asing lagi kita dengar.Ketiga orang itulah para astronot yang
dikirimkan oleh NASA dalam misi penerbangan manusia pertamakali ke Bulan dengan
Apollo 11.
Peristiwa ini tentunya menjadi suatu tolak ukur bagi kemajuan IPTEK kita,dan
mungkin kedepannya penjelajahan ke Mars maupun planet lainnya dengan mengirimkan
manusia pertama kesana bukan menjadi suatu impian lagi.
Namun sayang,setelah lebih dari tiga dekade terlewati pro kontra masih
membayangi peristiwa bersejarah itu. Banyak oknum yang belum sepenuhnya
mempercayai bahwa NASA benar-benar mendaratkan manusia ke Bulan dikarenakan
beberapa sebab,diantaranya penguasaan teknologi yang belum memadai saat itu,dll.
Era tahun 1969 merupakan masa dimana perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika
belum berakhir.
Mungkin karena ambisinya untuk memenangkan perang dingin inilah yang membuat
pihak Amerika kemudian membuat suatu "kecurangan" dengan sebuah proyek
rekayasanya yang mengambil setting pendaratan di bulan tsb.
Satu fakta yang mungkin membuat Amerika "geram" adalah kabar keberhasilan Soviet
yang telah mengorbitkan Vostok 1-nya bersama Yuri Gagarin ,sebagai manusia
pertama yang berhasil melakukan perjalanan ruang angkasa.
Tapi,benarkan misi Pendaratan Apollo 11 di bulan itu memang benar-benar
dipalsukan oleh NASA dengan membuat filmnya di Studio?
Pada tanggal 15 Februari 2001,American Fox TV Network menayangkan sebuah program
yang disebut Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon? (Teori Konspirasi :
Apakah Kita Sungguh Mendarat di Bulan?).Mitch Pileggi,seorang aktor dalam film X-Files,memandu
acara satu jam ini, menyatakan bahwa NASA telah memalsukan seluruh proyek Apollo
ke Bulan,dengan membuat filnya di Studio.
Namun,mitos ini hanya diyakini sedikit orang di Amerika.Berdasarkan jejak
pendapat Time pada tahun 1995 dan Gallup pada tahun 1999,yakni hanya sekitar 6%
saja orang Amerika yang meragukan bahwa 12 Astronot telah berjalan di bulan.Ke-6%
orang-orang yang meragukan hal itulah yang disebut sebagai penganut teori
konspirasi.
Para penganut Teori Konspirasi diluar Amerika mungkin lebih banyak lagi,menurut
taksiranku, saat ini lebih banyak orang yang mempercayai mereka mengenai mitos
tentang kepalsuan pendaraatan di Bulan yang dilakukan oleh NASA.CMIIW*
Para penganut teori konspirasi tentunya mempunyai banyak bukti akan hal ini.Menurut
mereka banyak beberapa hal yang aneh pada foto-foto yang dipublikasikan oleh
pihak NASA selama misi ke bulan tsb.
Diantaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar, padahal di Bulan
tidak ada atmosfer dan angin.
Mereka juga menunjukkan bahwa dalam semua foto yang seharusnya memperlihatkan
para astronot sedang berada di permukaan Bulan yang hampa udara,mereka tidak
melihat obyek gambaran bintang-bintang dilangit yang gelap.
Tapi,aku pribadi justru mempercayai bahwa misi Apollo 11 ke bulan itu bukanlah
merupakan suatu kebohongan yang selama ini banyak digembar-gemborkan oleh para
Skeptisme maupun penganut teori konspirasi .Mengapa?
Mungkin beberapa penjelasan yang aku uraikan dibawah ini lebih bisa membuka
pikiran kita bahwa sebenarnya apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh
beberapa oknum yang menyatakan bahwa pendaratan Apollo 11 di bulan itu palsu,bisa
aku katakan merupakan sebuah tindakan "penyesatan" dan boleh dikatakan "fitnah".
Berikut adalah point-point yang sering dipertanyakan di beberapa forum luar
menganai berbagai kejanggalan-kejanggalan tsb. Sengaja aku tampilkan dalam gaya
tanya jawab yang disertakan beberapa gambar untuk lebih mudahkan teman-teman
dalam membaca dan mencerna uraian dibawah ini.
Ngatini : Penganut Konspirasi
Painem : sebagai orang yg mempercayai Apollo 11 benar2 mendarat di Bulan

Point 1. Mana bintangnya?


Ngatini : coba lihat pict diatas,mengapa tidak ada bintang pada gambar yang
diambil para astronot dari permukaan Bulan. Logikanya tanpa atmosfer otomatis
langit Bulan menjadi gelap. Jika demikian tentunya pengamat bisa melihat objek-objek
terang seperti bintang.
Painem : Penjelasannya sangat sederhana,film dengan kualitas terbaik pun tidak
dapat memperlihatkan secara bersamaan dua objek , yg satu sangat terang (pakaian
astronot warna putih yang terkena sinar matahari) dan obyek lain yang redup (bintang).
Story Mugrave,seorang astronot yg telah terbang keluar angkasa sebanyak enam
kali ,mengatakan bahwa ketika ia berada diluar pesawat , dibawah sinar matahari
yang terang ,ia tidak dapat melihat bintang-binatang.Namun ketika pesawat berada
di dalam bayangan bumi dan matanya dapat beradaptasi dengan lingkungan yg lebih
gelap ,pada saat itulah dia dapat melihat bintang.
Penjelasan lainnya,pada langit Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan
menghamburkan cahaya matahari pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang
hari pun tampak biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak
memiliki atmosfer sehingga langit senantiasa gelap, baik siang maupun malam.
Jadi, jika kita berada di Bulan, tentunya bintang akan selalu terlihat. Tetapi
kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo? Dalam foto itu,
sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk ditangkap kamera.
Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot disetel untuk mengambil gambar-gambar
kegiatan di Bulan. Exposure timenya diatur sedemikian rupa agar dapat merekam
kondisi permukaan Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek
lemah pada langit latar belakang.

Point 2. Kok bayangnya tidak paralel sih?


Ngatini : Sumpah,lihat foto diatas aku pingin ketawa ngakak!! gimana coba,masa
sih bayangan astronot dan bagian-bagian peralatan ilmiah di permukaan bulan
tidak benar-benar paralel?nggak masuk akal!!
Painem : Yup benar,aku maklumi kamu merasa ragu mengenai gambar bayangan yang
seharusnya paralel , krn hanya diterangi satu sumber cahaya yg jauh seperti
matahari.Namun,hal itu benar jika kamu berada dipermukaan yang rata dan tidak
berefek 3 dimensi.
Jika kamu mecoba memperlihatkan realitas 3 dimensi pada permukaan yg tidak rata
di dalam foto dua dimensi yg memiliki kontras,bayangan jatuh ke arah yg sedikit
berbeda.

Point 3. Benderanya kok bisa berkibar ya?


Ngatini : Ampuunnn,NASA nih nggak profesional banget buat film-nya,amatiran
banget.Masa sih bendera bisa berkibar ditempat yang hampa udara seperti bulan.Logikanya,bendera
dapat berkibar apabila ada angin, karena hanya udara yg bergeraklah yg dapat
mengibarkan bendera.Jangan-jangan memang benar-benar dipalsukan di studio film
nih?
Painem : hihihi,dugaanmu tuh salah dan tidak masuk akal sistah.kenapa?
1. Tidak ada angin di dalam studio film kecuali jika kipas angin dihidupkan.
2. Jika ada cukup banyak angin di studio film,sehingga bendera berkibar ,angin
itu juga pasti menggerakkan debu-debu di kaki mereka.
3. Untuk bisa berkibar, bendera tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya di
ruang angkasa hal inilah yang terjadi. Pada kondisi di Bulan, bendera
dipancangkan bukan hanya pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang
horizontal yang ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut
tampak tergantung dan merentang. Selain itu permukaan Bulan yang keras
mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus memutar
tiang tersebut maju mundur agar bisa ditanamkan di tanah bulan. Akibat gerakan
ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya lebih tepat jika disebut
bergetar. Di Bumi kibaran bendera terjadi beberapa detik dan diperlambat oleh
udara, tapi kondisi vakum di Bulan menyebabkan gerakan bendera tersebut tidak
akan berhenti karena tidak ada gaya dari luar yang menghentikannya.
Sesungguhnya, bendera yg berkibar itu justru membuktikan bahwa para astronot
memang berada di Bulan.Bendera itu bergoyang karena baru saja dipasang.Dan terus
bergoyang selama beberapa waktu dengan cara yang tidak biasa karena gravitasi
Bulan 1/6 gravitasi Bumi, dan karena tidak ada udara di bulan untuk segera
menghentikan gerakan bendera.
Point 4. Mana Kawahnya?
Ngatini : Pada foto yang lain, tidak tampak adanya lubang bekas semburan roket (kawah)
pada lokasi pendaratan. Untuk roket seukuran Apollo seharusnya semburannya dapat
menimbulkan lubang yang besar pada permukaan Bulan. Jadi, bagaimana bisa roket
mendarat mulus tanpa membekaskan jejak besar?
Painem : Untuk melakukan sebuah pendaratan tentu tidak dilakukan dengan
kecepatan tinggi tapi dengan kecepatan yang diperlambat. Tidak ada satu orangpun
yang memarkirkan mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Hal yang sama berlaku
juga pada Apollo 11. Semburan roket memiliki dorongan 5000 kg, tetapi roket
tersebut diperlambat sampai sekitar 1500 kg saat mendekati permukaan. Dengan
diameter pipa pengeluaran roket sebesar 54 inci (dari Ensiklopedia Astronautica),
dan ukuran roket sekitar 2300 inci persegi, semburan roket hanya menimbulkan
tekanan sekitar 0.75 kg /inci persegi. Tekanan sebesar ini tidak akan sampai
menimbulkan jejak lubang yang besar.
Hasil foto-foto yang diambil di Bulan juga memperlihatkan adanya bayangan yang
kurang gelap. Obyek yang seharusnya gelap karena berada dalam daerah bayangan,
tetapi dalam foto dapat jelas terlihat, termasuk tulisan di sisi pesawat. Jiika
Matahari merupakan satu-satunya sumber cahaya, dan tidak ada udara yang dapat
menghamburkan cahaya, seharusnya bayangan yang terjadi sangat gelap. Sebuah
persepsi yang salah. Memang ini bukan di Bumi dan cahaya Matahari tidak dapat
dihamburkan dalam kondisi hampa udara. Tapi di Bulan masih ada sumber cahaya
lain yang berasal dari Bulan sendiri. Debu di Bulan memiliki sifat yang khas:
yaitu memantulkan kembali cahaya ke arah sumber cahaya berasal.
Point 5. Transmisi suara nggak ada jedanya sama sekali?
Ngatini : Transmisi suara dari bulan ke bumi kok gak ada jedanya sama sekali,
padahal mustinya kira-kira 5 detik, baru nyampe ke bumi?
Painem : Transmisi audionya memang ada jedanya kok, bisa dilihat pada cuplikan
transcript dibawah,teman-teman bisa download versi lengkapnya disini
Tapi jangan lupa jeda itu hanya ada antara suara stasiun bumi dan konfirmasi
dari bulan. Antara suara dari bulan dan konfirmasi dari bumi tidak ada jeda.Itu
jelas karena transkrip tersebut dicatat dari bumi.Contohnya pada potongan
transkrip berikut :
1.102:41:12 Duke: Eagle, you've got 30 seconds to P64.
2.102:41:19 Aldrin: Roger. (Pause)
3.102:41:27 Duke: Eagle, Houston. Coming up 8:30; you're looking great. (Pause)
4.102:41:35 Armstrong: (Garbled) 64.
5.102:41:37 Duke: We copy. (Long Pause)
Coba liat antara line 1 dan 2, ada 7 detik berlalu setelah mission control (Duke)
memberikan informasi sampai terdengar konfirmasi dari Aldrin, waktu yang lebih
dari cukup untuk gelombang elektromagnetik merambat ke bulan dan kembali lagi ke
bumi. (jarak bumi ke bulan sekitar 360 ribu km, kecepatan cahaya sekitar 300
ribu km/s bolak balik cukup sekitar 2,4 detik saja)
Tapi coba perhatikan hanya ada 2 detik berlalu setelah informasi dari Armstrong
dan konfirmasi dari mission control waktu yang juga lebih dari cukup untuk
gelombang suara merambat dari speaker mission control ke telinga Duke lalu
merambat dari mulut Duke ke mic dihadapannya.
Point 6. Masalah sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts)
Ngatini : Untuk mencapai bulan , astronot harus melewati Sabuk Radiasi Van Allen,
yang bisa meghasilkan jumlah radiasi cukup fatal,bagaimana mungkin mereka dapat
selamat?
Painem : Radiasi adalah hal yang tidak terlalu diperhatikan NASA sebelum
penerbangan pertama, namun mereka memenginvestasikan jumlah yang cukup besar
untuk penelitian ini dan menentukan bahwa resikonya minimal. Apollo memerlukan
satu jam untuk melewati sabuk radiasi untuk berangkat dan kembali lagi. Total
radiasi yang diterima astronot sekitar satu rem. Orang akan mengalami kesakitan
pada radiasi 100-200 rem, dan kematian pada radiasi 300+ rem. Jelas dosisnya
memiliki rentang yang sangat jauh untuk dianggap beresiko.
Point 7. Tidak akan pernah ada foto yang berhasil diambil?
Ngatini : Sis,tidak akan ada foto yang bisa diambil di bulan, sebab film akan
meleleh pada suhu 250°F.
Painem : Film yang biasa akan segera meleleh jika di ekspos pada suhu 250°F,
bagaimanapun film yang digunakan bukan film biasa, dan tidak pernah diekspos
pada temperatur sekian.
Astronot Apollo menggunakan film tranparansi khusus yang didisain spesifik, di
bawah kontrak NASA, untuk lingkungan yang tidak ramah misal di Bulan. Menurut
Kodak,film akan mulai melemah pada 200°F,dan tidak akan meleleh sampai pada suhu
500°F. Kamera juga diproteksi didalam casing spesial yang didisain agar tetap
dingin. Situasi di Bulan yg hampa udara sangat berbeda dengan misal di dalam
oven. Tanpa konveksi dan konduksi,metode yang mungkin untuk transfer panas
hanyalah radiasi.Panas radiaktif bisa dialihkan secara efektif dengan membungkus
material menggunakan permukaan reflektif,biasanya material putih. Casing dari
kamera sama juga seperti seragam astronot,putih.
Sebenarnya,masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan dari pihak
Skeptic ,namun karena aku rasa terlalu banyak,maka pertanyaan2 yang paling
sering ditanyakanlah yang aku ulas.
Namun, ada suatu bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia benar-benar
pernah pergi ke Bulan,yaitu batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382
Kg,yg telah diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia.


Batuan Bulan yang berhasil dibawa para awak Apollo

Batuan-batuan ini memiliki karakteristik yang sama dengan batuan bulan yg
ditemukan di pesawat ruang angkasa Rusia tanpa awak.Yang perlu diketahui bahwa
batuan bulan itu sangat aneh,diantaranya :
1. Karena hanya mengandung sedikit air
2. (lihat gambar ke-2 batu bulan diatas)Karena sering terkena sinar kosmis
selama jutaan tahun di permukaan bulan yang hampa udara,maka terbentuklah lubang-lubang
aneh dipermukaannya.
3. Batuan bulan sangat berbeda dengan batuan bumi, dan tidak dapat dipalsukan
dengan teknologi terbaru apapun.Untuk menghasilkan batuan bulan palsu ,setidaknya
kita harus melumatkannya dengan tekanan 1.000 atmosfer dan memanasinya dengan
suhu 1.100 derajat celcius selama beberapa tahun.Kemudian,selagi tetap berada
dalam tekanan,dinginkan perlahan selama beberapa tahun lagi.
Betapa konyolnya NASA jika harus bersusah payah melakukan hal ini semua,betul
tidak teman-teman?
Seharusnya,kita semua tidak sepantasnya terpengaruh pada berita yg hanya secara
sepihak menyoroti perjalanan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dalam menjadi misi
pertama ke bulan.
Padahal ada beberapa misi yg sudah berhasil mendarat di bulan setelah Armostrong
dan Aldrin.
Orang terakhir yg berjalan ke bulan adalah Gene Cernan yg melakukan misi bersama
astronot Jack Schmitt, 7 - 19 Desember 1972.
Ada 6 misi Apollo yg sukses mendarat di Bulan antara 1969 - 1972.

Apollo 11


Astronot:
Neill Armstrong, Buzz Aldrin & Michael Collins, 20 - 24 Juli 1969


Apollo 12


Astronot:
Alan L.Bean, Pete Conrad Jr, Richard Gordon Jr, 14 - 24 November 1969

Apollo 14


Astronot:
Edgar Mitchell, Stuart Roosa, Alan B. Sheperd, 31 Jan - 9 Feb 1971

Apollo 15


Astronot:
James B. Irwin, David R. Scott, Alfred Worden, 26 Jul - 7 Aug 1971

Apollo 16


Astronot:
Charles M. Duke Jr, Thomas K. Mattingly II, James W. Young, 16 - 27 April 1972

Apollo 17


Astronot:
Eugene Cernan, Ronald B. Evans, Harrison H. Schmitt, 7 - 19 Desember 1972

Seandainya pendaratan tersebut memang palsu, apakah NASA begitu ceroboh sehingga
meninggalkan banyak bukti untuk diungkapkan? Jika bayangan yang muncul di foto
salah, mengapa tidak satupun personel NASA yang menyadarinya?
Dan juga,kalau AS memalsukan pendaratan di bulan maka Uni Soviet dengan senang
hati mempermalukan rivalnya dengan membongkar kebohongan-kebohongan yang telah
mereka perbuat, tapi kenyataannya tidak , bahkan Uni Soviet sendiri hingga
sekarang tidak membantah mereka dikalahkan AS dalam perlombaan mendarat di bulan.
Jika dipikir-pikir lagi,NASA telah berulang kali mendaratkan beberapa wahana
luar angkasanya seperti misi tanpa awak Probe-nya hingga ke Jupiter dan Rover-nya
ke Mars,jika hanya mendaratkan manusia ke bulan yang jaraknya lebih dekat dari
Bumi sepertinya sangatlah mungkin mereka lakukan.Seperti yang aku katakan di
paragraf pertama artikel ini,pengiriman manusia ke planet lain, mungkin ke-Mars
sepertinya tinggal menunggu waktu saja.
Satu lagi yang harus menjadi bahan renungan kita semua,jika kita tetap meyakini
teori konspirasi ,sama saja kita tidak menghargai hasil kerja keras jejaring
global yang talah melibatkan 400.000 ilmuwan,ahli mesin, pegawai, pengacara,
akuntan, teknisi dan petugas perpustakaan yang membantu mewujudkan proyek
monumental ini.
Tambahan:
Pada Point 6 diatas aku menyinggung sedikit tetang Sabuk Radiasi Van Allen.Bagi
teman-teman yang belum tahu apa itu Van Allen Belts,berikut adalah difinisinya :



Sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts), adalah dua buah sabuk radiasi (atau
juga sering dianggap sebagai sebuah sabuk tunggal dengan intensitas bervariasi)
yang menggantung pada ketinggian 3000 dan 35.000 km diatas atmosfir Bumi.
Keberadaan sabuk ini pertama kali terdeteksi oleh satelit Explorer 1. Satelit
yang diluncurkan pada 31 Januari 1958 ini adalah satelit pertama yang berhasil
diluncurkan ke orbit oleh Amerika Serikat.
Sabuk ini dinamai menurut nama James A. Van Allen, seorang ahli astrofisika
berkebangsaan Amerika yang pertama kali memprediksi keberadaan sabuk ini setelah
melakukan interpretasi atas data yang dikirimkan oleh Explorer. Daerah dimana
sabuk radiasi ini berada disebut sebagai magnetosfir untuk membedakannya dengan
lapisan atmosfir. Partikel pada sabuk radiasi ini berputar sepanjang jalur
magnetik Bumi yang membentang diatas katulistiwa ke kutub utara hingga kutub
selatan untuk kemudian kembali ke atas garis katulistiwa. Lontaran partikel dari
matahari yang terperangkap oleh sabuk radiasi ini inilah yang bertanggung jawab
terhadap terjadinya aurora, khususnya aurora borealis (aurora yang terjadi di
kutub utara).
Sabuk radiasi Van Allen juga berfungsi sebagai semacam tameng pelindung yang
mencegah radiasi yang berbahaya agar tidak sampai mencapai Bumi.