18/04/08

Lampu Zaman Mesir Kuno


Sekitar satu bulan yang lalu , nggak sengaja dapat informasi mengenai relief ini
dari video "Chariots of The Gods" di Youtube.
Buat teman-teman yang sudah baca buku Best Seller "Chariots of the Gods" karya
Erich Von Daniken , pastinya sudah tidak asing lagi dengan beberapa hipotesa
maupun teori-teori spektakuler mengenai "ancient visitor/ancient astronout" dan
"search for ancient technology" yang secara gamblang dikemukakan oleh Daniken.
Menurut pandangan masyarakat umum , masa peradaban-peradaban kuno ribuan bahkan
jutaan tahun lalu , merupakan masa peradaban yang sangat jauh dari kesan
kecanggihan teknologi serta penguasaan ilmu pengetahuan yang mendalam , tidak
sedalam dengan penguasaan IPTEK manusia masa kini(singkatnya : masih terbelakang
alias primitif).
Namun, penemuan saintis dan ahli arkeologi sejak beberapa tahun belakangan ini
seolah-olah menghilangkan pandangan umum bahwa peradaban-peradaban masa silam
adalah peradaban-peradaban yang terbelakang, penguasaan ilmu pengetahuan yang
masih payah dan memiliki kesan yang jauh dari teknologi.
Malahan , para saintis kini semakin kebingungan memikirkan penemuan artifak-artifak
purba yang menjurus kepada kenyataan bahwa peradaban-peradaban kuno sebenarnya
sudah begitu maju dari segi sains dan teknologi malah mungkin lebih futuristik
daripada zaman sekarang!
Kenyataan itu memang sukar dipercayai karena tolak ukur era perkembangan sains
dan teknologi baru bermula sekitar 200 tahun lalu dan teknologi komputer
berasaskan elektronik baru mulai sekitar tahun 1940-an.
Akan tetapi, artifak purba serta catatan kuno yang berhasil ditemukan para
arkeolog justru menceritakan sebaliknya - masyarakat zaman purba sudah memiliki
teknologi hebat serta maju dalam berbagai bidang terutama sains.
Penemuan-penemuan arkeologis yang mengagumkan seperti penemuan jantung buatan
yang berhasil ditemukan pada suatu mummi dari masa peninggalan peradaban Mesir
kuno contohnya , bukankah itu merupakan suatu bukti kongkrit bahwa peradaban
mesir kuno pada ribuan tahun silam telah menguasai ilmu sains dan kedokteran
setinggi itu.
Padahal kita ketahui , sejarah ilmu kedokteran pada masa kini baru bisa
memperkenalkan konsep jantung buatan pada beberapa puluh tahun lalu , tetapi
dari penemuan diatas tadi diketahui jantung buatan ternyata telah diperkenalkan
sejak 5000 tahun silam.
Selain itu , ada beberapa temuan yang mengindikasikan bahwa masa sebelum masehi
manusia telah mengenal peralatan-peralatan listrik .Contohnya penemuan artifak "The
Baghdad Battery" yang pernah aku bahas di blog ini , bukankah itu juga merupakan
salah satu peralatan elektrik masa silam yang berhasil ditemukan.
Tentunya kedua artifak tersebut mungkin belumlah cukup untuk membuktikan teori "ancient
electricity" yang dikemukakan oleh beberapa pakar seperti Daniken.
Tapi tahukah teman-teman , bahwa sudah cukup banyak temuan yang bisa dijadikan
bukti bahwa peradaban manusia masa sebelum masehi telah mengenal listrik maupun
peralatan listrik?
Salah satu temuan yang cukup populer adalah temuan relief-relief yang
menggambarkan semacam alat penerangan berupa bola lampu pijar kuno , kalau aku
bandingin dengan bentuk lampu pijar pertama temuan Thomas Alva Edison , mungkin
tidak jauh berbeda bentuknya atau mungkin malah kegunaannya juga tidak jauh
berbeda.

 

Relief lainnya di kuil Dendera

Berawal dari para arkeolog yang terkesan dengan kerapian penyusunan interior dan
keindahan relief lukisan dinding-dinding di dalam piramid Mesir.Lalu kemudian
mereka menyadari, bahwa tanpa adanya alat penerangan maka bagaimana para pekerja
maupun senimannya dapat melakukan pekerjaannya?
Jika demikian, maka seharusnya ada alat penerangan. Tetapi yang membingungkan
mereka adalah tak pernah ditemukan adanya jelaga atau bekas-bekas sisa
pembakaran api sebagaimana lazimnya alat penerangan kuno (obor, lilin, lampu
minyak). Lantas teknik penerangan apa yang mereka gunakan pada masa itu?
Di dalam suatu ruang di bawah Kuil Dendera, sebuah kuil yang terletak di sebelah
selatan Luxor (Mesir) dan dibangun oleh firaun Mesir untuk memuja Dewi Hathor
pada 4.200 tahun yang lalu, terdapat relief-relief yang menggambarkan semacam
alat penerangan berupa bola lampu lonjong berukuran besar.
Bagian kepala bola lampu disangga oleh dudukan dengan per pegas yang tampaknya
dapat berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan arah (sorotan) lampu. Sedangkan
bagian ujung lainnya terhubung dengan semacam pipa melengkung ke kotak dasar
alat penerangan tersebut. Walaupun seandainya gambar tersebut merupakan simbol,
tetapi bagaimana masyarakat pada masa itu dapat membuat desain teknis semacam
itu?
Yang cukup hebat adalah ketika Erich Von Daniken bersama beberapa tim saintis
lainnya berhasil menciptakan sebuah replika bola lampu yang benar-benar ditiru
dari desain relief di temple Dendera itu.
Ekspresimen ini mereka lakukan untuk mengetahui kegunaan sebenarnya dari benda
yang dipegang oleh Sang Fir'aun tersebut , apakah benar-benar merupakan semacam
alat penerangan , atau hanya sebatas simbol semata.
Sebelumnya , mereka terlebih dahulu harus bisa mengidentifikasi beberapa simbol
obyek dalam relief-relief itu sebagai penuntun dalam pembuatannya.
Dari beberapa sumber yang aku dapat , inilah hasil identifikasi dari setiap
obyek-obyek dalam relief tersebut :

 

Ket:
Priest
ionised fumes
electric discharge (snake)
Lamp socket (Lotos)
Cable (Lotos stem)
Air god
Isolator (Djed-Pillar)
Light bringer Thot with knifes
Symbol for "current"
Inverse polarity (Haarpolarität +)
Energy storage (electrostatic Generator?)

Mau tahu hasil dari ekspresimen Daniken ini? , biar nggak pada penasaran ,
langsung aja putar video singkat dibawah ini :



Beberapa Temuan "Mirip" Lainnya :
Tahun 1601, seorang pendeta dan pencatat perjalanan para pelaut penjelajah
Spanyol bernama Barco Centenera memberitakan tentang sebuah kota di tengah
belantara Amerika Selatan yang dihuni penduduk Inca bernama El Gran Moxo, dekat
hulu Rio (sungai) Paraguai, bagian tengah Matto Grosso (kini adalah sebelah
barat kota Diamantino) yang memiliki sebuah ‘bulan’ (bola lampu) menakjubkan di
atas sebuah tiang setinggi 7,75 meter. Bola lampu ini berdiameter sekitar 10
kaki dan bersinar sangat terang.
Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria
(Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di
tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New
Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan
susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya
pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa ‘bulan’ yang
ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh
bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam
setiap hari.